arrahmahnews

Denny Siregar: Kalam Kanjeng Nabi Tentang Geger Akhir Zaman

JAKARTA, Arrahmahnews.com – Nabi Muhammad SAW pernah berkata, “Umatku banyak di akhir zaman, tapi mereka seperti buih di lautan..”

Akhir zaman memang masa-masa sulit bagi umat Islam, karena begitu gencarnya fitnah yang mampu membolak-balik akal dengan dahsyatnya. Yang benar disalahkan, yang salah tampak benar. Dan menariknya, fitnah-fitnahan ini juga datangnya dari dalam umat Islam sendiri. (Baca juga: NU: Saudi Hancurkan Situs Nabi dan Bangun Berhala Modern)

Perhatikanlah betapa dangkalnya pemikiran mereka-mereka yang terdampak virus radikal. Mereka sibuk menyerang siapa saja yang tidak sepaham, mereka begitu mudah didoktrin dan diprovokasi, mereka menjadi paranoid, mudah meledak dan – maaf – dungunya luar biasa.

Fitnah Akhir Zaman

Seorang teman bertanya, mampukah kita menahan gelombang besar kebodohan seperti itu ? Saya bilang, tidak akan pernah bisa. Apa yang dikatakan Nabi SAW adalah sebuah ketetapan dan ketetapan harus berjalan. Ketetapan ini bukan karena Tuhan menghendaki kejahatan seperti itu, tetapi karena Tuhan Maha tahu apa yang akan terjadi akibat ulah manusia-manusia yang membangkang dari perintah-Nya.

Yang bisa kita lakukan hanya menyampaikan sesuatu yang benar dan dengan cara yang benar, itulah tugas kita dan disitulah amalan kita dihitung, bukan dari seberapa banyak orang yang menerimanya. Karena hidayah itu adalah urusan Tuhan dan semua tergantung manusia itu bagaimana berusaha menggapainya. (Baca juga: Teroris ISIS Palsukan Hadis-Hadis Nabi Muhammad Saw)

Agama itu seperti candu, baik dalam sisi baik maupun sisi buruk. Sisi baik adalah kita menjadi stabil dalam hidup karena terus menggali ilmu sebagai pegangan, dan sisi buruk adalah ketika kita menjadi arogan dan merasa paling benar dalam keimanan. Sulit melepaskan diri dari kecanduan itu, kecuali memang ada kejadian yang sangat spesial. Dan apakah kecanduan agama itu berpengaruh baik atau buruk terhadap seseorang, terlihat jelas dari perilakunya dalam pergaulan sosial. Itu output dalam beragama, kita menjadi berlian atau malah menjadi kotoran. Mudah sebenarnya menilainya, karena agama selalu mengajarkan kebaikan dan bukan kekerasan.

Yang perlu dicatat, kebaikan itu bukan kegamangan. Kebaikan itu berpihak dan bukan netral. Karena diantara Benar dan Salah, manusia tidak bisa berdiri di tengah atau mencampur-adukkannya sebab itu sama saja dengan kebodohan, ketidak-mampuan memilah.

Di dalam hidup, manusia selalu dihadapkan pada dua pilihan, benar atau salah. Itu saja, tidak ada pilihan ragu-ragu atau semua benar dan semua salah. Ini bukan pilihan berganda. Karena itu supaya tidak salah memilih, kita harus belajar dari soal-soal yang dihadirkan supaya tidak hitung kancing dalam menjawab. (Baca juga: Tragedi Mina, Apakah Mengkritik Arab Saudi Berarti Mengkritik Islam?)

Saya pernah bertanya kepada seorang teman, kenapa ada orang-orang salah di sekitar kita? Dia menjawab dengan lugas, supaya kita tahu bahwa langkah kita benar.

Rumit? Sebenarnya sederhana saja hanya bagi sebagian orang menjadi begitu rumit. Ukurannya mudah, jadilah manusia yang toleran, kata Sayyidina Ali AS, karena mereka yang toleran Tuhan akan mengangkat kesalahan-kesalahannya. Toleran pasti lawan katanya adalah intoleran.

Benci adalah sifat iblis, cabang dari kesombongan. Karena itu ketika seseorang membenci sesuatu secara berlebihan, mereka pasti akan mengalami kegagalan memahami sesuatu dengan rasional, sebab ia sudah dipenuhi oleh nafsu dan bukan lagi akal.

Contoh benci menghilangkan akal itu adalah saat seseorang melihat alat pemadam kebakaran dan dia ber-ilusi itu tempat sampah. Atau kebakaran hutannya di sumatera, pakai maskernya di senayan.

Untung saja mereka tetap pakai sempak di dalam. Meski begitu kita tidak tahu apakah mereka memakainya dgn sangat bernafsu, sehingga bagian bokong dipakai di depan. Yang biasa terasa sempit, rasanya kok jadi luas seperti sedang berada di taman. (ARN/MM)

Sumber: Akun Facebook Denny Siregar

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca