arrahmahnews

Memanasnya Konflik Bin Salman Versus Bin Nayef

20 Desember 2015

RIYADH, ARRAHMAHNEWS.COM – Kantor berita Prancis dan para diplomat menyoroti ketegangan yang terjadi di elit keluarga kerajaan Saudi pada saat kerajaan sedang menghadapi tantangan serius dari dalam maupun luar negeri.

Sejak sebulan lalu, ketegangan semakin meruncing antara Putra Mahkota Mohammed bin Nayef (56) tahun, yang menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri, dengan Wakil Putra Mahkota, Mohammed bin Salman, sang Menteri Pertahanan yang kontoversial. (Baca juga: Jurnalis Veteran Mesir: Koalisi Anti Teror Saudi Pendukung ISIS)

Seorang pengamat Timur Tengah Frederic Ware, mengatakan bahwa sengketa antara dua putra mahkota akan mengakibatkan pengambilan keputusan politik yang sangat berbahaya, khususnya masalah intervensi militer di Yaman, dan proses reformasi yang diperlukan di dalam negeri, bahkan dapat menyebabkan destabilisasi rezim”.

Ahli di Yayasan Sciences Po Paris, Stefan Acura melihat bahwa konflik kerajaan terjadi setelah kudeta Salman saat kematian Raja Abdullah dengan memonopoli kekuasaan dan menyingkirkan Muqrin dari jabatan Putra Mahkota.(Baca juga: Aliansi Terorisme Usaha Saudi Menyenangkan Barat)

Mohammed bin Salman pun mengkonsolidasikan kekuasaannya, dengan menjabat sebagai Deputi Putra Mahkota, Menteri Pertahanan dan Pimpinan Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan, serta menjadi Direktur Utama Aramco, yang menempati tempat pertama di antara eksportir minyak dunia.

Namun, hal ini bukan berarti tanpa kekhawatiran. Dia melihat gerakan lawan-lawannya di kerajaan, seperti Mohammed bin Nayef dapat saja melenyapkannya dan mengambil alih tahta dengan dukungan besar dari anggota kerajaan dan kepercayaan Barat. (Baca juga: Keluarga Kerajaan Dukung Kudeta Raja Salman)

Sementara itu, Mujtahid seorang aktivis yang dekat dengan keluarga kerajaan dalam twitternya mengungkapkan bahwa Mohammed bin Salman “secara serius sedang berusaha merebut kontrol atas sejumalah file dan item rahasia terkait terorisme”, yang ada dalam kendali Putra Mahkota Mohammed bin Nayef, sejak sepuluh tahun terakhir. Sejumlah file dan item rahasia terkait terorisme itu sendiri tidak dijelaskan secara rinci oleh mujtahid.

Mujtahid hanya mengatakan bahwa “hal itu, menghabiskan anggaran, termasuk biaya harian 50 juta Rial Saudi dalam interen kerajaan, dan $ 10 juta di luar kerajaan, dengan total biaya 87.500.000 riyal perharinya. (Baca juga: Saudi Negeri Dongeng, Tapi Nyata)

“Setelah pengumuman Aliansi Islam melawan terorisme, tidak ada yang bisa mengesampingkan bahwa Bin Salman bisa mengeluarkan perintah kerajaan untuk meniadakan item tersebut, sebagai pukulan telak terhadap Bin Nayef” tambahnya. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca