arrahmahnews

Defisit Anggaran, Arab Saudi Potong Bonus dan Gaji Para Menteri

Selasa, 27 September 2016,

RIYADH, ARRAHMAHNEWS.COM – Arab Saudi telah mengumumkan serangkaian pemotongan bonus dan gaji para menterinya dengan alasan kerajaan saat ini tengah berjuang untuk mengatasi krisis keuangan akibat merosotnya harga minyak dan meningkatnya pengeluaran militer. Keputusan itu dibuat melalui perintah kerajaan yang dirilis pada Ahad oleh Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Al Arab.

Televisi al- Ekhbariya yang dikelola negara pada hari Senin (26/09) menunjukkan rekaman dari sejumlah menteri dan bangsawan kerajaan, termasuk Raja Salman, di mana kemudian daftar pemotongan yang meliputi berbagai kelas dalam pelayanan sipil itu dibacakan oleh salah satu pejabat disana. (Baca juga: IMF; 2020 Arab Saudi Bangkrut)

“Kabinet telah memutuskan untuk menghentikan dan membatalkan beberapa bonus dan keuntungan finansial,” demikian bunyi baris teks di TV.

Kemudian sebuah laporan pada saluran televisi tersebut menyiarkan dekrit kerajaan yang menguraikan rincian lebih lanjut dari pemotongan tersebut, termasuk pemotongan gaji menteri ‘sebesar 20 persen dan untuk anggota Dewan Syura yang ditunjuk sebesar 15 persen. (Baca juga: Analis: Kebangkrutan Saudi, Dorong Rakyat Untuk Memberontak)

Arab Saudi, yang dulu dikenal untuk belanja publik mewah, telah diguncang krisis akibat harga minyak yang rendah dan operasi militer yang sangat mahal terhadap tetangga selatannya Yaman.

Arab Saudi telah menghabiskan miliaran dolar untuk membeli senjata dari sekutu Barat-nya karena terus melaksanakan kampanye serangan udara terhadap Yaman. Agresi militer Riyadh tidak memiliki mandat apapun dari PBB dan telah menewaskan lebih dari 10.000 rakyat Yaman. (Baca juga: SAUDI BANGKRUT…Lebih dari 10.000 Pekerja India Terlantar dan Kelaparan)

Masyarakat pekerja asing Arab Saudi juga telah merasakan dampak dari defisit anggaran kerajaan ini, dengan laporan yang menunjukkan bahwa banyak pekerja tetap tidak dibayar selama berbulan-bulan dan perusahaan-perusahaan besar tidak memiliki pilihan selain memecat para pekerja asing mereka. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca