arrahmahnews

16 Negara Eropa Desak Kesepakatan Pengawasan Senjata Dengan Rusia

Jum’at, 25 November 2016

ARRAHMAHNEWS.COM, JERMAN – Lebih dari selusin negara Eropa telah menyatakan kesediaan untuk terlibat dalam dialog dengan Rusia ke arah kesepakatan pengendalian senjata, yang berpotensi mengganggu keamanan di dekat perbatasan Rusia.

Jerman dan 15 negara lainnya mendesak kesepakatan pengawasan senjata dengan Rusia, surat kabar Die Welt, Jumat (25/11) melaporkan.

Surat kabar itu mengutip Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier yang mengatakan bahwa, terlepas dari hilangnya kepercayaan antara Eropa dan Rusia atas konflik Ukraina, kedua belah pihak butuh untuk berbicara satu sama lain lebih dekat dan sering.

“Keamanan Eropa berada dalam bahaya,” Steinmeier memperingatkan, dalam referensi perlombaan senjata yang potensial dengan Rusia. “Sesulit apapun hubungan dengan Rusia saat ini, kita perlu dialog lebih lebih banyak lagi.”

Dia juga mengkritik Rusia yang “menganeksasi” Semenanjung Krimea, dalam referendum pada Maret 2014. Dia mengatakan konflik Ukraina mencampur-aduk perlombaan senjata di Eropa.

Steinmeier, yang telah dicalonkan oleh Partai Sosial Demokrat sebagai presiden, gagasan pertama yang dilayangkannya adalah kesepakatan pengendalian senjata dengan Rusia pada bulan Agustus untuk menghindari perlombaan senjata dan eskalasi ketegangan di Eropa mengikuti perkembangan di Ukraina.

15 negara lain yang berinisiatif mengadakan pembicaraan dengan Rusia adalah Perancis, Italia, Austria, Belgia, Swiss, Republik Ceko, Spanyol, Finlandia, Belanda, Norwegia, Rumania, Swedia, Slovakia, Bulgaria dan Portugal, menurut Die Welt. Semua dari mereka adalah anggota Organisasi Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE).

Negara-negara tersebut, berencana mengeluarkan pernyataan bersama pada hari Jumat dan akan bertemu lagi di sela-sela pertemuan tingkat menteri 08-09 Desember di Hamburg, Jerman.

Sebuah potensi kesepakatan pengendalian senjata dengan Rusia kemungkinan akan mengganggu rencana NATO untuk mengerahkan pasukan dan peralatan militer ke negara-negara Baltik dan Polandia.

Para pejabat AS telah menyuarakan sikap skeptis tentang ide itu, dan mengutip apa yang mereka katakan adalah kegagalan Rusia untuk mematuhi perjanjian-perjanjian yang ada.

Statmen Steinmeier juga mengundang kecaman dari para pejabat AS dan NATO pada bulan Juni setelah memperingatkan bahwa manuver militer Barat di Eropa Timur dapat meningkatkan ketegangan dengan Moskow dan perang nuklir. [ARN]

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca