arrahmahnews

Perpecahan Meluas di Turki Pasca Referendum

Jum’at, 12 Mei 2017

ARRAHMAHNEWS.COM, ANKARA – Dalam sebuah kampanye yang menyoroti perpecahan di Turki, Direktur Intelijen Nasional AS Daniel Coats mengatakan kepada Komite Intelijen Senat pada hari Kamis (11/05) bahwa ketegangan domestik di Turki meningkat sejak referendum konstitusi yang meningkatkan kekuasaan eksekutif Presiden Recep Tayyip Erdogan.

“Kemenangan Presiden Recep Tayyip Erdogan yang sempit dalam referendum populer pertengahan April lalu untuk memperluas kekuasaannya dan tindakan keras Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) pasca-kudeta meningkatkan ketegangan masyarakat dan politik di Turki,” ungkap Coats dalam kesaksian tertulis sebagaimana dikutip Sputnik.

Selain itu, ia mencatat bahwa hubungan Turki dengan Amerika Serikat mengalami ketegangan karena masuknya Unit Perlindungan Rakyat Kurdi Suriah (YPG) ke koalisi pimpinan AS melawan kelompok teror ISIS.

Turki menganggap YPG sebagai cabang Partai Pekerja Kurdistan Suriah (PKK), yang oleh Ankara dan Washington dianggap sebagai kelompok teror.

Coats menambahkan bahwa hubungan AS-Turki juga mendapat tekanan dalam masalah ekstradisi Fethullah Gulen, seorang ulama Turki yang tinggal di Amerika Serikat yang bagi Ankara bersalah karena mendalangi sebuah kudeta yang gagal pada Juli lalu.
Erdogan dijadwalkan mengunjungi Amerika Serikat minggu depan, dan Menteri Kehakiman Bekir Bozdag telah bertemu dengan Jaksa Agung AS Jeff Sessions pada hari Selasa untuk membahas kegiatan Gulen. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca