arrahmahnews

Denny Siregar Ungkap Jejak Pilot Radikal ‘Tengku Said Irfan Assegaf’

Tengku Said Irfan Assegaf

JAKARTA – Viral di media sosial terkait pilot akun Facebooknya bernama ”Tengku Said Irfan Assegaf” yang bekerja di salah satu maskapai penerbangan milik BUMN. Said dalam cuitannya menulis “Rezim panik. Buatlah sesuka hatimu, niscaya suatu saat kalian akan binasa…”. dan banyak sekali-cuitan cuitannya yang mengarah kepada ormas HTI yang keberadaannya baru saja dilarang oleh pemerintah. Namun saat ini akun Facebook Tengku Said Irfan Assegaf tidak bisa di akses.

Tentu saja hal ini mendapat perhatian serius dari para pegiat medsos, salah satunya Denny Siregar yang menjelaskan betapa berbahayanya jika seorang pilot berideologi radikal, berikut ulasannya:

KETIKA PILOT PUN RADIKAL

Sudah 4 tahun, pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 hilang. Pesawat yang tidak tahu dimana rimbanya itu, hanya ditemukan serpihan- serpihannya saja, tapi tidak bisa ditemukan keseluruhan termasuk mayat-mayatnya.

Baru pada bulan Mei tahun 2018, para ahli menyimpulkan bahwa hilangnya pesawat MH370 kuat dugaan karena pilotnya bunuh diri, bukan karena pesawat rusak.

Baca: Pernyataan Grand Syaikh Al-Azhar Soal Pancasila Bikin HTI dan Wahabi Kebakaran Jenggot

Data-data menunjukkan bahwa pesawat itu terbang lebih dari 185 kilometer dari jalur yang seharusnya. Dan kesimpulan para ahli, aksi bunuh diri ini direncanakan dengan cermat dan dalam waktu lama.

Berita ini tentu mengagetkan sekaligus mengerikan, terutama untuk mereka yang sering bepergian dengan pesawat. Bahwa sangat mungkin psikologis pilot bisa menjadi ancaman bagi terbunuhnya ratusan penumpang yang tidak berdosa.

Dan baru-baru ini kita mendapat berita yang lebih menyeramkan. Seorang pilot pesawat Gar**a, ternyata bersimpati pada terorisme yang baru saja terjadi di negeri kita. Ia -dalam status di media sosialnya- membenarkan tudingan bahwa dibalik bom Surabaya ada rekayasa dari kepolisian.

Baca: HTI dan PKS Dua Mata Uang yang Sama

Gar**a pun langsung menonaktifkan pilot tersebut ketika netizen ramai memberitakannya. Dan tidak lama kemudian, terbongkar lagi bahwa seorang pilot Gar**a -dari jejak digitalnya- mengunggah status, “Rezim Panik. Buatlah sesuka hatimu, niscaya suatu saat kalian akan binasa”.

Ancaman ini bukan main-main. Kalau kalian sedang berada di bandara, lihatlah pengumuman besar, “Siapapun yang bercanda ada bom di pesawat, maka ia tidak akan diterbangkan”. Ini menunjukkan pihak bandara tidak main-main dalam segala bentuk ancaman karena membahayakan jiwa banyak penumpang. Jadi, sepatutnya status si pilot tadi -yang juga pendukung HTI- juga bisa dijadikan bahan penyelidikan karena sudah meresahkan.

Peristiwa Mako Brimob dan bom di Surabaya jelas ada keterkaitan, minimal sebagai pemicu. Dikhawatirkan, “jiwa-jiwa” ingin ikut berjihad juga sudah tertanam di dada para pilot yang ingin ketemu bidadari secepatnya dengan membawa korban ratusan penumpang sebagai persembahannya.

Baca: HTI Dibubarkan PKS Meradang

Karena itu, sudah selayaknya Maskapai Penerbangan mulai kembali melakukan test psikologi kepada para pilotnya. Termasuk menyelidiki jejak digital mereka, orang ini kecenderungannya kemana. Karena Maskapai Penerbangan harus bertanggung jawab terhadap nyawa ratusan penumpang yang ingin selamat sampai di tujuan.

Maskapai penerbangan juga harus memberi jaminan bahwa pilot mereka tidak terkena virus radikal dan mencintai NKRI sepenuh hati, terutama untuk Maskapai Penerbangan milik negeri.

Melihat status-status pilot pesawat Gar**a, saya kok -sebagai seseorang yang suka berpergian dengan pesawat- menjadi miris. Ia sama sekali tidak memberikan ketenangan.

Baca: Komentar Pedas Gus Sholah: Sama Banser Aja Kalah, Gimana HTI Dirikan Negara?

Meski nyawa ada di tangan Tuhan, setidaknya bolehlah saya waspada untuk sementara menghindari maskapai ini sampai ada pemberitahuan bahwa mereka sudah melakukan tes psikologi ulang pada seluruh pilotnya.

Biasanya sebelum naik pesawat, saya berdoa. Kali ini rasanya doa harus ditambah lebih banyak lagi, “Ya Tuhan, sudah banyak bidadari di dalam pesawat ini, tolong jangan biarkan si pilot mikir bidadari yang ada di luar pesawat nanti”. Secangkir kopi rasanya kali ini pahit sekali. (ARN)

Sumber: DennySiregar.com

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca