Fokus

Wabup Aceh Tolak Islam Nusantara, Ini Jawaban Pedas PBNU

KH Aqil Siradj, Islam Nusantara

JAKARTA – Kelompok-kelompok radikal, Wahabi, tidak mengakui dan bahkan menolak tradisi, budaya dan kearifan lokal di suatu daerah, padahal Islam tidak menolak hal tersebut, hal itu bisa dilihat dari cara dakwah Walisongo yang menyebarkan Islam dengan cara merangkul budaya-budaya lokal.

Baru-baru ini wakil bupati (Wabup) Aceh Barat, Provinsi Aceh, Banta Puteh Syam mengatakan secara tegas bahwa dirinya menolak paham Islam Nusantara karena Islam Nusantara bertentangan dengan aqidah Islam.

Baca: Ciri Teroris: Ngaku ASWAJA Tapi Anti Maulid, Anti Kuburan dan Benci Kepada Wali

“Kalau memang Islam Nusantara bertentangan dengan aqidah, maka suarakan. Kalau saya sendiri jelas menolak karena paham Islam Nusantara itu berdiri sendiri,” kata Banta Puteh Syam dalam acara Hari Santri 2018, sebagaimana dilansir dari kantor berita Antara, Jumat (19/10).

Lebih jauh ia mengemukakan bahwa paham Islam Nusantara tidak benar apabila mengubah lafadz (bacaan) huruf Al-Qur’an atau bahasa arab, seperti takbir untuk ibadah sholat dan sebagainya, karena semua itu sudah ketentuan Al-Qur’an dan hadist.

Menanggapi hal itu, Ketua Lembaga Dakwah PBNU KH Maman Imanulhaq Faqih membantah pemahaman bupati tersebut. Menurut dia, Islam Nusantara yang dipopulerkan NU tidak seperti itu. Islam Nusantara yang dimaksud NU adalah Ahlussunah wal Jamaah.

Baca: Pilpres 2019, Pertarungan antara Khilafah dan Islam Nusantara

“Kami tegaskan berkali-kali bahwa Islam Nusantara itu bukan mazhab baru, bukan aliran baru, tapi adalah karakteristik yang khas penganut agama Islam di wilayah Nusantara,” tegasnya kepada NU Online, Sabtu (20/10).

Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mizan Majalengka ini, penggunaan kata Islam dalam istilah Islam Nusantara di depan merupakan bukti bahwa Islam Nusantara berpegang teguh kepada Islam dengan seluruh perangkat teologis, akidah, ubudiyah, dan ajarannya.

Baca: NU Merawat Agama dengan Tradisi

“Tak ada yang diganti sama sekali,” tegasnya.

Islam Nusantara melaksanakan ibadah seperti yang diajarkan Rasulullah SAW, menjalankan seluruh syariat sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW, sahabat, tabiin, atbait tabiin dan ulama.

Baca: Karakter Islam Nusantara

Sementara Nusantara adalah istilah yang mengacu kepada sebuah kawasan. Di Nusantara, dalam sejarahnya, para kiai, para ulama menyebarkan Islam dengan cara moderat, damai, serta menghargai tradisi. Islam yang menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan yang sangat kuat itulah yang menjadi karakter.

“Maka sekali lagi, Islam Nusantara bersyahadat, melakukan shalat, puasa, haji, zakat sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW. Islam Nusantara juga menunjukkan akhlakul karimah. Nilai ihsan kepada sesama manusia, kepada sesama anak bangsa,” jelasnya. (ARN/Islampers)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca