arrahmahnews

Inggris Buka Pangkalan Militer di Bahrain

Minggu, 30 Oktober 2016,

ARRAHMAHNEWS.COM, BAHRAIN – Britania Raya akan membuka pangkalan militer besar dan permanen di Bahrain, dan akan menyebarkan kapal perang di Teluk Persia, sebuah laporan baru mengungkapkan.

Pangkalan militer tersebut merupakan fasilitas pertama yang dibuka oleh Inggris dalam 40 tahun terakhir di kawasan Teluk Persia, dan akan diluncurkan bulan depan, koran Inggris Express melaporkan, pada Sabtu (29/10). (Baca juga: Raja Bahrain; Israel Pembela Negara-Negara Arab)

Inggris mengirim sekitar 600 pasukan militer di fasilitas Royal Navy, dan akan mengerahkan kapal perang untuk berpatroli di perairan sekitarnya untuk menjaga pengiriman minyak dan gas.

Basis militer Inggris terletak di pelabuhan Mina Salman, Bahrain. Rencananya pangkalan itu juga akan digunakan oleh pasukan khusus, kapal perusak Angkatan Laut dan frigat untuk meluncurkan operasi di wilayah tersebut, menurut laporan.

“Proyek ini bisa menyelamatkan jutaan Kementerian Pertahanan, karena mereka tidak harus melakukan perjalanan kembali ke Inggris,” surat kabar itu mengutip sumber-sumber diplomatik yang tidak disebut namanya.

Sumber Angkatan Laut juga menyatakan bahwa memungkinkan Inggris akan mengambil bagian dalam operasi darurat, jika negara manapun mencoba memblokir kapal komersial Inggris yang melewati Selat Hormuz. (Baca juga: Inggris Latih Pilot-Pilot Saudi Untuk Serang Yaman)

“Jika kita kehilangan terlalu banyak minyak dan gas maka lampu akan mulai mati,” tambah sumber tersebut. Ketika Inggris menggebrak proyek pada tahun 2014, Menteri Pertahanan Michael Fallon menggambarkannya sebagai “ekspansi permanen jejak Royal Navy” di Teluk Persia.

“Ini akan memungkinkan Inggris untuk mengirim kapal lebih banyak dan lebih besar untuk memperkuat stabilitas di Teluk Persia,” katanya.

Bagaimanapun proyek ini menimbulkan kekhawatiran atas legalitas dasar, dan mengatakan proyek tersebut belum dibahas di parlemen Bahrain. (Baca juga: Tak Peduli Nasib Yaman, Inggris Terus Jual Senjata ke Arab Saudi)

Pegiat hak asasi manusia mengkritik rencana itu, dengan alasan bahwa Royal Navy bernama HMS Juffair, mengingatkan rakyat Bahrain pada era kolonial, karena itu nama sebuah pangkalan angkatan laut sebelumnya, yang dipertahankan Inggris selama masa penjajahan.

Aktivis oposisi juga mengatakan langkah Inggris untuk memperkuat keluarga kerajaan al Khalifah yang telah lama melakukan tindakan keras terhadap para aktivis hak asasi manusia di kerajaan.

Puluhan orang telah tewas dan ratusan lainnya terluka atau ditangkap dalam penumpasan aktivis anti rezim di Bahrain, yang telah mengadakan protes di hampir setiap hari sejak 14 Februari 2011. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca