Arab Saudi

Visi 2030 Pangeran Mohammed bin Salman Tenggelam

ARAB SAUDI – Spekulasi meningkat bahwa rencana ambisius untuk reformasi ekonomi sesuai arahan Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman mungkin tidak berjalan sesuai yang diinginkan karena berbagai masalah yang “belum pernah terjadi sebelumnya” – yang paling penting adalah kurangnya investasi nasional dan internasional yang memadai.

Laporan Forbes menyoroti indikasi baru-baru ini bahwa orang-orang kaya Saudi tidak mau berinvestasi di dalam negeri sebagai tanda yang menunjukkan program reformasi ekonomi Vision 2030 Pangeran Salman cepat atau lambat akan tenggelam.

Laporan itu secara khusus menyoroti keprihatinan bahwa “mungkin ada trah Saudi yang kuat yang mempertanyakan masa depan, atau setidaknya bersiap untuk skenario terburuk”.

Ini, tambahnya, diikuti antisipasi oleh orang-orang Saudi dan pebisnis swasta, bahwa pemerintah mungkin memantau transaksi keuangan mereka dan bahkan mungkin mengambil langkah-langkah “untuk mencegah orang-orang ini memindahkan aset ke luar negeri”.

BacaPemimpin Houthi: Arab Saudi dan UEA Jalankan Agenda AS di Timur Tengah.

Forbes lebih lanjut menulis bahwa penangkapan 300 bangsawan Saudi dan pengusaha terkemuka oleh aparat keamanan Pangeran Bin Salman telah menyebabkan kekakuan sektor swasta di kerajaan itu.

Akibatnya, banyak orang kaya Saudi yang sudah tidak mau berinvestasi di dalam negeri meskipun ada dorongan terpusat dari pemerintah untuk pertumbuhan bisnis.

Sebuah laporan terbaru menunjukkan orang-orang kaya Saudi enggan berinvestasi di dalam atas kekhawatiran bahwa mereka mungkin akan ajdi target dan dirampok aset mereka oleh aparat keamanan Putra Mahkota Mohammed bin Salman – seperti yang terjadi pada banyak pengaran dan pengusaha pada tahun lalu.

Laporan lebih lanjut menambahkan bahwa hal-hal bisa menjadi lebih buruk jika harga minyak terus turun di pasar.

Meningkatnya pengangguran juga disebut sebagai perhatian utama untuk kesehatan ekonomi Saudi di masa depan.

Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa eksodus pekerja asing yang belum pernah terjadi sebelumnya telah melukai ekonomi Saudi dan ini telah menjadi sumber kritik terhadap inisiatif pemberdayaan pekerja rumah tangga yang kontroversial yang dibuat oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Laporan ini lebih lanjut menyoroti spekulasi bahwa rencana ekonomi terpusat yang dikejar oleh Arab Saudi mungkin memiliki nasib yang sama dan akhirnya terbukti gagal seperti Uni Soviet dan China.

“Rencana ini, Visi 2030, tampaknya menuju ke jalan yang sama,” tulis Forbes. “Mungkin sudah saatnya untuk Arab Saudi memikirkan kembali pendekatan kuat dan biarkan, percaya bahwa investasi masa lalu negara dalam pendidikan dan pemuda akan mendorong perekonomian yang sehat ke depan jika pemerintah keluar dari jalan.” [ARN]

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca