Arab Saudi

TERUNGKAP! Perang Rahasia Inggris di Yaman, Sejumlah Komandan Militer Terluka Ditembak Houthi

LONDON – Sebuah laporan terbaru mengungkap kampanye militer rahasia Inggris di Yaman, dimana sejumlah komando elit Inggris mengalami luka-luka dalam tembak-menembak langsung dengan pasukan Yaman. Ini menambahkan sentuhan besar keterlibatan London dalam perang mematikan Arab Saudi melawan tetangga selatan mereka yang miskin itu.

The Mail pada hari Minggu (24/03) mengklaim bisa mengungkap bahwa setidaknya lima anggota pasukan Special Boat Service (SBS) Inggris menderita luka tembak dalam bentrokan sengit dengan anggota gerakan Houthi Ansarullah, yang telah memukul mundur invasi militer pimpinan Saudi sejak Maret 2015.

Baca: Menteri Inggris Akui Militernya Bantu AU Saudi dalam Serangan ke Yaman

Para personel SBS tersebut menerima perawatan untuk luka di tungkai dan lengan mereka di provinsi utara Yaman, di mana laporan itu mengatakan ada sekitar 30 pasukan elit Inggris ditempatkan.

“Para prajurit yang terluka itu telah dibawa kembali ke Inggris untuk dipulihkan,” tambah laporan itu.

“Mereka bertempur di padang pasir dan daerah pegunungan yang tidak bersahabat melawan para pemberontak Houthi yang memiliki komitmen tinggi dan peralatan lengkap. Peran SBS terutama adalah memberikan pelatihan dan pendampingan tetapi pada kesempatan tertentu mereka menemukan diri mereka dalam baku tembak dan beberapa pasukan Inggris telah ditembak,” ujar sumber SBS kepada the Mail.

“Dalam sebuah kontak beberapa minggu lalu, seorang anggota SBS ditembak di tangan dan seorang personel lainnya ditembak di kaki. Cedera mereka adalah pengingat bahwa ini adalah tugas yang sangat berbahaya. Jelas tidak ada tentang misi yang akan dikonfirmasi secara terbuka oleh Kementerian Pertahanan kecuali seorang tentara Inggris terbunuh, mereka harus mengumumkannya.”

Baca: Agresi Saudi di Yaman Dijalankan dengan Senjata Inggris, Prancis dan AS

Tim SBS yang dikerahkan ke Yaman termasuk petugas medis, penerjemah, dan Forward Air Controllers (FACs), yang ditugaskan untuk mengarahkan dukungan udara bagi Saudi.

SBS, pasukan berkekuatan 200 orang yang berbasis di Poole di kota Dorset, Inggris, adalah satuan Pasukan Khusus maritim yang terutama merekrut Marinir Kerajaan. Pasukan ini telah dikenal untuk operasinya di Irak, Afghanistan dan yang terbaru di Suriah.

Terungkapnya keterlibatan pasukan Inggris di Yaman terjadi setelah Menteri Angkatan Bersenjata Inggris, Mark Lancaster, mengakui bahwa London telah lama melayani jet tempur buatan Inggris yang digunakan Arab Saudi untuk membom orang-orang Yaman tanpa pandang bulu.

Lancaster mengatakan kepada parlemen Senin lalu bahwa Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) memberikan “dukungan teknis” dan “pelatihan generik” kepada militer Arab Saudi.

‘Insinyur Inggris hampir mati dalam serangan pesawat tak berawak Yaman’

Menurut laporan baru itu, para insinyur Inggris yang ditempatkan di Pangkalan Udara Raja Khalid di bagian barat daya kerajaan nyaris tidak bisa lolos dari serangan pesawat tak berawak Yaman.

Serangan itu, yang dilakukan oleh “drone bunuh diri” Yaman, meledak di landasan pacu, menghancurkan setidaknya dua dari jet tempur Tornado milik Angkatan Udara Saudi (RSAF) buatan Inggris yang disimpan di pangkalan tersebut untuk tujuan pemeliharaan.

Baca: MUNAFIK! AS-Prancis-Inggris Bungkam Atas Kebrutalan Saudi di Yaman, Tapi Sok Bela HAM di Suriah

Laporan baru ini diperkirakan akan memicu kecaman dan kemarahan dari para politisi dan kelompok aktivis Inggris yang telah lama mengkritik dukungan London terhadap Saudi yang agresinya menurut PBB menjadikan negara miskin tersebut mengalami krisis kemanusiaan terbesar di dunia.

Andrew Mitchell, Anggota Parlemen Inggris, mantan menteri luar negeri untuk pembangunan internasional, mengatakan bahwa Inggris “sangat terlibat” dalam kekejaman Arab Saudi di Yaman.

Ia juga mendesak pemerintah Perdana Menteri Theresa May untuk memberi penjelasan singkat kepada Parlemen tentang peran pasukan Inggris dalam konflik ini.

Hal ini menempatkan tentara Inggris di sisi yang sama dengan milisi Yaman yang didanai Saudi dan tentara asing yang telah direkrut oleh Riyadh untuk berperang atas nama militer Saudi.

Seorang mantan prajurit Inggris yang telah kembali dari Yaman awal tahun ini mengatakan bahwa koalisi yang dipimpin Saudi, yang mencakup rezim regional yang represif seperti Bahrain dan Uni Emirat Arab, membayar sejumlah uang untuk merekrut anak-anak muda sekitar 13 tahun sebagai tentara bayaran.

“Para pemimpin suku menerima pembayaran dari Saudi dan UEA sebagai imbalan bagi para pemuda berusia 13 dan 14 tahun untuk mendukung garis depan. Mereka dipersenjatai dengan buruk dan tidak memiliki pelindung tubuh,” katanya.

Ia mengatakan bahwa Riyadh merekrut tentara bayaran karena tentara Saudi tidak ingin meninggalkan markas ber-AC mereka.

“Mereka (pasukan Saudi) sama sekali tidak ingin berada di Yaman,” kata mantan prajurit itu kepada the Mail.

Arab Saudi memulai agresi mematikannya terhadap Yaman pada Maret 2015 dengan tujuan menghancurkan Houthi dan mengembalikan mantan presiden yang buron, Abd Rabbuh Mansur Hadi, sekutu kuat Riyadh untuk kembali berkuasa.

Sejauh ini agresi gaga mewujudkan tujuannya dan jutru menimbulkan krisis kemanusiaan terparah di dunia di negara yang sudah miskin tersebut. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca