Lebanon, ARRAHMAHNEWS.COM – Kepala Dewan Eksekutif Hizbullah, Sayyid Hashem Safieddine, mengecam normalisasi hubungan dengan entitas Israel sebagai pengkhianatan. Ia mengatakan bahwa Lebanon tidak pernah bergerak ke arah itu dan akan tetap menjadi rumah bagi perlawanan.
“Normalisasi hubungan dengan rezim Zionis adalah pengkhianatan, dan perlawanan serta penggunaan senjata dan rudal akan berlanjut sampai pembebasan al-Quds,” kata Sayyid Safieddine pada sebuah upacara di Lebanon Selatan pada hari Minggu (25/07).
BACA JUGA:
- Berkat Hizbullah, Lebanon Paksa AS Berunding Soal Ladang Gas Karish
- JPost: Lapid Harus Terus Hati-hati Terhadap Hizbullah
“Libanon tidak akan jatuh dalam menghadapi ancaman asing dan akan tetap menjadi rumah bagi perlawanan,” pejabat senior Hizbullah itu menggarisbawahi.
“Libanon tidak akan terkoyak; Lebanon tidak akan berada di antara para pengkompromi dan negara-negara yang menyerah.”
Sayyid Safieddine lebih lanjut menekankan bahwa empat puluh tahun sejak dibentuk, Hizbullah telah menjadi jauh lebih kuat dan masih terus menentang normalisasi hubungan dengan rezim Zionis.
Pada tahun 2020, Uni Emirat Arab dan Bahrain tanpa malu-malu menandatangani perjanjian yang ditengahi AS untuk menormalkan hubungan dengan entitas pendudukan ‘Israel’. Beberapa negara regional lainnya, yaitu Sudan dan Maroko, kemudian menyusul.
Apa yang disebut kesepakatan Abraham telah memicu kecaman luas dari Palestina serta negara-negara dan pembela hak asasi manusia di seluruh dunia, terutama di dunia Muslim.
Negara-negara regional lainnya juga telah menjalin persaudaraan dengan entitas Zionis, termasuk Arab Saudi, yang menerima kunjungan mantan perdana menteri rezim Benjamin Netanyahu pada November 2020.
BACA JUGA:
- Nasrallah Ungkap Tawaran Amerika yang Ditolak Hizbullah
- Ancaman Sekjen Hizbullah, Terulangnya Sejarah Kekalahan Israel
Bulan lalu, Pemimpin Revolusi Iran, Sayyid Ali Khamenei, mengatakan bahwa pemerintah Arab yang memilih untuk menormalkan hubungan dengan ‘Israel’ melawan kehendak rakyat mereka, dan akan berakhir dieksploitasi oleh rezim pendudukan.
“Pemerintah Arab dan non-Arab yang bergerak menuju normalisasi hubungan dengan rezim Zionis, dengan menentang kehendak rakyat mereka dan demi kehendak Amerika Serikat, harus tahu bahwa interaksi ini tidak akan membawa apa-apa selain eksploitasi di tangan penguasa Rezim Zionis,” kata Imam Khamenei.
Sementara itu, rezim Israel terus maju dengan membangun lebih banyak permukiman ilegal sehubungan dengan kesepakatan normalisasi yang ditengahi AS itu. (ARN)
Sumber: Al-AhedNews