arrahmahnews

Wahyu Sutono: Biadabnya Para Perusuh

foto 22 Mei

Arrahmahnews.com, JAKARTA – Semoga tragedi Mei ini menjadi sejarah kelam pilpres yang terakhir. Karena betapa tidak bahwa antar saudara sebangsa harus terjadi permusuhan yang seharusnya tidak terjadi bila semua bisa bersikap kesatria dan yang di akar rumput tidak mudah terprovokasi.

Berapa kerugian yang harus ditanggung warga masyarakat, dari pedagang tanah abang yang tidak bisa berdagang dengan normal yang berakibat merugi ratusan miliar rupiah. Lalu berbagai sarana umum yang rusak, mobil dan asrama brimob yang dibakar, bahkan hingga warung kecil yang dijarah dan dibakar.

Baca: Rudi S. Kamri Bongkar Siapa Otak Kerusuhan dalam Aksi Demo Depan Bawaslu

Ini belum dihitung biaya pengamanan yang tidak kecil jumlahnya. Padahal masih banyak hal yang jauh lebih penting untuk dibiayai andai tidak terjadi demo yang berujung rusuh. Yang lebih miris lagi jatuhnya korban dikedua belah pihak yang cukup mengenaskan.

Sebegitunya masih saja bertebaran hoax yang menyudutkan pemerintah yang sah, serta tuduhan miring kepada para aparat keamanan yang sudah sangat sabar sekali. Bahkan tuduhan Polisi menembak para pendemo jelas itu tidak benar. Karena sesuai SOP dan perintah, Polri dan TNI tidak dilengkapi dengan senjata tajam. Coba perhatikan para perusuh terlihat membawa busur panah, parang, batu, bahkan senjata laras panjang, walau belum diketahui itu jenis apa, dan apakah itu senjata sungguhan, rakitan, atau mainan.

Baca: Rudi S. Kamri: Bisikan Sesat ‘Amien Rais’ Sang Sengkuni Milenial

Yang pasti perilaku mereka sungguh biadab sekali. Oleh karena itu, semua ini mutlak harus dihentikan dan para elite yang mengajak untuk mengadakan gerakkan kedaulatan rakyat sungguh harus bertanggung jawab penuh dengan semua yang terjadi.

Baca: Nasehat Cerdas Rudi S. Kamri ke Prabowo ‘Jangan Mau Dijebak Amien Rais dan Elite 212’

Pesan moralnya, mari kita ajarkan anak cucu kita untuk menjadi orang yang sportif dan ksatria, agar pada saat berkontentasi siap menang dan tidak jumawa, tapi juga siap kalah dengan lapang dada. Selanjutnya ke depannya bangsa ini lebih baik mengedepankan para calon pemimpin bangsa dari generasi muda yang berjiwa kekinian, futuristik, serta bisa berkontestasi dengan cara yang hebat dan jauh dari cara jadul, juga tidak menerapkan politik identitas yang menyesatkan.

“Politik Indonesia Sedang Berduka”. (ARN)

Sumber: Akun Facebook Wahyu Sutono

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca